1.
Pengertian
kompos
Kompos
adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik
yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba
dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik ,
Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian
secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik
sebagai sumber energi. Membuat kompos
adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat
terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang
seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator
pengomposan.
2.
Proses
Pembuatan Kompos Dengan Aktivator EM-4
Kompos
itu merupakan hasil fermentasi dari bahan-bahan organik sehingga berubah
bentuk, dan berubah warna menjadi kehitam-hitaman dan tidak berbau. Pengomposan
merupakan proses penguraian bahan bahan organik dalam suhu yang tinggi sehingga
mikroorganisme dapat aktif dan dapat dihasilkan bahan yang dapat digunakan
tanah tanpa merugikan lingkungan.
Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan
aktivator EM-4, yaitu proses pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan
berupa mikroorganisme
dalam media cair yang berfungsi untuk mempercepat
pengkomposan dan memperkaya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan adalah :
Kotoran Ternak, EM4, Molase dan Air.
Sedangkan peralatan yang digunakan adalah : Sekop,
Cakar, Gembor, Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan
Ayakan. Tahapan pembuatan kompos dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pemilahan Sampah
Sampah yang
dikumpulkan di TPA pada umumnya bercampur antara bahan-bahan organik maupun non
organik sehingga pemilahan perlu dilakukan secara teliti untuk mendapatkan
bahan organik yang dapat dikomposkan seperti dauan-daunan, sisa makanan,
sayuran dan buah-buahan.
2) Pencacahan
Sampah organik yang
telah terkumpul dicacah dengan ukuran 3-4 cm. Pencacahan dilakukan untuk
mempercepat proses pembusukan karena pencampuran dengan bahan baku yang lain
seperti kotoran ternak dan EM-4 menjadi rata sehingga mikroorganisme akan
bekerja serana efektif dalam proses fermentasi.
3) Pencampuran Bahan Baku
Sampah yang sudah
dicacah dideder di tempat yang telah disediakan kemudian dicampur dengan
kotoran ternak. Pencampuran/pengadukan dilakukan secara merata kemudian
dicampurkan pula campuran EM-4, molase dan air di atas campuran sampah dan
kotoran ternak. Pencampuran dilakukan sekali lagi agar
seluruh bahan bercampur
secara merata. Komposisi bahan-bahan ini adalah sampah cacahan
4) Penumpukan Bahan Baku
Setelah dilakukan
pencampuran secara merata kemudian dilakukan penumpukan dengan ketentuan tinggi
1,5 m, lebar 1,75 m dan panjang 2 m. Penumpukan dapat dilakukan dengan model
trapesium, gunungan maupu pesesgi panjang. Dalam tumpukan inilah terjadi proses
fermentasi sampah organik menjadi kompos.
5) Pemantauan
Dalam masa penumpukan
akan terjadi peningkatan suhu sebagai akibat proses fermentasi. Untuk hari
pertama sampai kelima suhu biasanya mencapai 65° C atau lebih. Hal ini berguna
untuk membunuh bakteri yang tidak dibutuhkan dan melunakkan bahan. Pada hari
keenam dan seterusnya suhu dijaga antara 40-50° C dengan kelembaban lebih
kurang 50 %. Suhu dan kelembaban dapat dipertahankan dengan perlakuan antara
lain penyiraman dan pembalikan tumpukan.
6) Pematangan
Pengkomposan berjalan
dengan baik dengan suhu rata-rata dalam bahan menurun dan bahan telah lapuk dan
berubah warna menjadi coklat kehitaman. Tujuan pematangan untuk menjamin kompos benar-benar
aman bagi konsumen.
7) Pengeringan
Setelah usia tumpukan mencapai usia 21 hari/3 minggu, maka sampah organi
sudah menjadi kompos. Selanjutnya dilakukan pembongkaran untuk
dikeringkan/dijemur. Pengeringan dapat dilakukan selama lebih kurang 1 minggu
sampai kadar air kira-kira mencapai 20-25%.
8) Penggilingan dan Pengayakan
Proses selanjutnya adalah dilakukan penggilingan terhadap kompos yang sudah
kering. Untuk mendapatkan butiran-butiran kompos yang siap untuk dikemas
dilakukan pengayakan sesuai dengan kebutuhan.
3. Pengomposan secara sederhana
Bahan-Bahan :
·
drum atau
tong plastic yang mempunyai tutup
·
pipa paralon
berdiameter 4 inci
·
kas plastic untuk menutup lubang pipa bagian luar, dan
·
batu kerikil.
Cara pembuatan
·
bagian
atas tong plastic diberi 4 lubang diameter 4 inci untuk memasang
pipa. Bagian bawah juga dilubangi dengan diameter yang sama, sebanyak 4-5
lubang, lalu ditutup kasa plastic untuk jalan air.
·
Ujung pipa
bagian luar ditutup kasa plastic untuk sirkulasi udara.
·
Pipa
dilubangi dengan bor sebesar 5 mm setiap jarak 5 cm. Tong juga dilubangi 5 mm
dengan jarak 10 cm untuk udara.
·
Pasang pipa
pada empat sudut tong, lalu tanam di tanah. Tempatkan pada bagian yang tidak
kena hujan secara langsung.
·
Tepi tong
ditutup batu kerikil setebal 15 cm. Demikian juga sekeliling pipa ditutup
kerikil, baru ditutup tanah. Tempat sampah biasanya berbau karena sampah
organic cepat membusuk sehingga diperlukan kerikil untuk meredam bau tersebut.
·
Tong
tersebut diisi dengan sampah rumah tangga, tentunya sampah organic, tetapi
jangan diikutkan kulit telur dan kulit kacang sebab sukar menjadi kompos.
Setelah penuh, tong ditutup dan dibiarkan selama 3-4 bulan. Selam itu akan
terjadi proses pengomposan. Sampah yang sudah jadi kompos berwarna hitam dan
gembur seperti tanah.
·
Ambil kompos
tersebut dari komposter, lalu diangin-anginkan sekitar seminggu. Nah,
kompos itu siap sudah siap dipakai untuk pupuk tanaman
4. Manfaat
Pengomposan
Usaha pengkomposan sampah kota
memiliki beberapa manfaat yang dapat ditinjau baik dari segi teknologi,
ekonomi, lingkungan, sosial maupun kesehatan.
Ø Dari segi teknologi manfaat
pembuatan kompos antara lain :
a. Teknik pembuatan kompos sangat
beragam, mulai dari proses yang mudah dengan menggunakan peralatan yang
sederhana sampai dengan proses yang canggih dengan peralatan modern.
b. Secara teknis, pembuatan kompos
dapat dilakukan secara manual sehingga modal yang dibutuhkan relatif murah atau
secara masinal (padat modal) untuk mengejar skala produksi yang tinggi.
Ø Dari segi ekonomi, manfaat pembuatan
kompos antara lain
a. Pengkomposan dapat mengurangi jumlah
sampah sehingga akan mengurangi biaya operasinal pemusnahan sampah.
b. Tempat pengumpulan sampah akhir
dapat digunakan dalam waktu yang lebih lama, karena sampah yang dikumpulkan
berkurang. Dengan demikian akan menguragi investasi lahan TPA.
c. Kompos dapat memperbaiki kondisi
tanah dan dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini berarti kompos memiliki nilai
kompetetif dan ekonomis yang berarti kompos dapat dijual.
d. Penggunaan pupuk anorganik dapat
ditekan sehingga dapat meningkatkan efisiensi penngunaannya.
Ø Dari segi lingkungan manfaat
pembuatan kompos antara lain
a.
Pengkomposan merupakan metode daur ulang yang alamiah
dan mengembalikan bahan organik ke dalam siklus biologis. Kebutuhan energi dan
bahan makanan yang diambil tumbuhan dari dalam tanah dikembalikan lagi ke dalam
tanah.
b.
Mengurangi pencemaran lingkungan, karena sampah yang
dibakar, yang dibuang ke sungai ataupun yang dikumpulkan di TPA akan berkurang.
Ini berarti mengurangi pencemaran udara maupun air tanah.
c.
Pemakaian kompos pada lahan perkebunan atau pertanian
akan meningkatkan kemampuan lahan dalam menahan air sehingga terjadi koservasi
air. Kompos mempuyai kemampuan memperbaiki dan meningkatkan kondisi kesuburan
tanah (konservasi tanah).
Ø Dari segi sosial, manfaat
pembuatan kompos antara lain
a. Dapat mebuka lapangan kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
b. Dapat dijadikan obyek pembelajaran lingkungan baik bagi masyarakat maupun
dunia pendidikan.
Ø Dari segi kesehatan, manfaat pembuatan
kompos antara lain
a. Pengurangan tumpukan sampah akan menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat.
b. Proses pengkomposan berjalan pada suhu yang tinggi sehingga dapat mematikan
berbagai macam sumber bibit penyakit yang ada pada sampah.
Secara teoritis apabila program daur ulang sampah dengan sistem terpadu
dapat dilakukan, maka sampah yang tersisa hanya tinggal 15 – 20% saja, sehingga
akan mengurangi ritasi transportasi sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan
umur TPA akan semakin panjang.
Pada akhirnya aspek peran serta
masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan persampahan. Dalam
strategi jangka panjang peran aktif masyarakat menjadi tumpuan bagi suksesnya
pengelolaan sampah kota, dan dalam program jangka panjang setiap rumah tangga
disarankan mengelola sendiri sampahnya melalui program 3 R (Reduce, reuse dan recycle).
5.
Tempat Pembuangan
Akhir (TPA)
TPA
sudah tidak tepat untuk menuju Indonesia sehat. Oleh sebab itu, secara
bertahap semua Kota dan Kabupaten harus segera mengubah TPA tipe open dumping
menjadi sanitary landfill. Dianjurkan untuk membuat TPA yang memenuhi kriteria
minimum, seperti adanya zona, blok dan sel, alat berat yang cukup, garasi alat
berat, tempat pencucian alat berat, penjaga, truk, pengolahan sampah, dan
persyaratan lainnya.
·
Kesimpulan
Menurut saya, diperlukan model
pengelolaan sampah yang baik dan tepat untuk dikembangkan di perkotaan dan
perdesaan khusus nya di wilayah metro sehingga kualitas kesehatan, kualitas
lingkungan dapat ditingkatkan serta sampah dapat
menjadi sumberdaya yang dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Model hendaknya melibatkan berbagai
komponen pemacu kepentingan dan memperhatikan karakteristik sampah,
karakteristik perkotaan atau perdesaan serta keberadaan sosial-budaya
masyarakat setempat khusus nya di wilayah metro
TERIMAKASIH
The best casinos in Michigan | JT Hub
BalasHapusAll Slots · Duel Casino · Hollywood Casino · Mohegan Sun 광양 출장마사지 · 충주 출장안마 New 서귀포 출장마사지 York 대구광역 출장안마 Sports Betting 과천 출장안마 · WGME Casino